Saturday, December 24, 2011

Tepi sungai kapuas


Bismillah..
Segala puji bagi Alloh ta'ala Penguasa alam semesta yang dengannya manusia menggantungkan seluruh hidupnya serta memohon perlindungan senantiasa dari berbagai keburukan.
Manusia tidak pernah tau apa yang akan terjadi dalam hidupnya.
Jakarta, 06 Desember 2011 pukul 13:15 WIB saya berangkat menuju sebuah propinsi yang belum pernah saya kunjungi sama sekali sebelumnya, Kalimantan Barat.
Surat tugaslah yang mengharuskan saya datang menuju sebuah desa di Kalimantan Barat, salah satu desa yang berada di tepi sungai Kapuas,yang bernama Sanggau. Benar-benar diluar dugaan, takdir yang Alloh tetapkan kini membawa saya untuk bekerja setiap hari dihadapan 5 unit mesin pembangkit listrik bertenaga diesel dengan kekuatan 800 Hourse Power. Jangankan ahli...mengertipun tidak tentang mesin ini, tetapi tugas yang saya emban saat ini mengharuskan saya untuk menjaga mesin ini untuk tetap beroperasi dengan baik 24 jam.



Bekerja disebuah ruangan yang berada tepat di sisi jajaran 5 unit pembangkit dengan tingkat kebisingan mencapai 88 DB, jauh dari kata nyaman. Terlebih lagi saat ada masalah dengan mesin pembangkit. Tetapi ini lah tugas yang harus saya emban saat ini. Setiap muslim harus mengimani takdir baik maupun takdir buruk yang ia jalani, dan sungguh bahwa Alloh ta'ala tidak akan pernah berbuat dzolim.

Tiga minggu sudah saya berada di desa ini, tentunya dengan banyak hal baru yang saya alami. Mulai dari tempat dan kondisi warga sekitar yang saya sama sekali tidak ketahui tentang budaya dan adat istiadatnya, lalu 5 orang operator yang harus saya kontrol beserta unit pembangkitnya setiap hari, sampai dengan masalah administrasi dan birokrasi dengan badan-badan terkait dari dinas pemerintahan yang lagi-lagi saya awam dalam hal ini.
Tidak mungkin pula saya berkata "Saya orang baru pak" apalagi sampai berbicara "Saya tidak mengetahui apa-apa tentang hal itu pak". Sebab itu berarti menjatuhkan nama baik perusahaan tempat saya bernaung di dalamnya, walau jujur ada rasa kesal di hati atas kebijakan perusahaan yang menugaskan saya untuk berada di posisi ini.
Tetapi nasi kini telah menjadi bubur dan layarpun telah terkembang, maka pantang untuk kembali ketepian.
Bismillah.. semogga Alloh ta'ala mudahkan saya untuk menuntaskan tugas ini.

Sujud syukur ku kepadamu Ya Robbi atas penjagaan dan segala nikmat yang Engkau karuniakan kapada ku hingga saat ini.
Dekapan hangat serta kecupan dikening senantiasa teruntuk dirimu duhai bunda ku.
Ku mohon janganlah engkau adukan duka mu atas diri ku kelangit duhai bunda ku, sebab itu berarti kecelakaan untuk diri ku. Semoga diri ini penuh manfaat untuk diri mu.
Bunda.. semoga anak mu ini sanggup berdiri dengan kakinya sendiri.
Syukurku padamu duhai bunda ku...

Saturday, November 05, 2011

Hina

Ya Alloh Tuhan yang Maha Hidup
Wahai Tuhan yg Maha berdiri sendiri (tanpa memerlukan suatu apapun)
Dengan rahmat MU hamba meminta pertolongan
Perbaikilah segala keadaan dan urusan hamba
Serta janganlah Engkau biarkan hamba walaupun hanya sekejap (tanpa mendapat pertolongan dari MU)


Ya Robbi..
Dekaplah hamba dengan erat...
Janganlah engkau hinakan hamba di dunia, terlebih lagi di akhirat..
Ya Robbi.. dekaplah hamba dengan erat...
Matikanlah hamba dalam keada'an yang baik..
Ya Robbi..
Dekaplah hamba dengan erat...

Saturday, August 20, 2011

Inilah Jalan ku






Bismillah
Segala puji bagi Alloh Robbal A'lamin yang menghamparkan bumi begitu luasnya dan meninggikan langit tanpa tiang penyangga.
Dialah Alloh ta'ala yang menggenggam takdir setiap manusia, Yang sanggup membolak balikan hati dan menetapkan sesuai dengan apa yang dikehendaki-Nya.

Setiap manusia berjalan dari takdir yang satu menuju takdir yang lain. Berupaya untuk mendapatkan hal terbaik bagi kehidupan dunia dan akhirot. Senantiasa menggantungkan cita-cita setinggi-tingginya. Jauh . . hingga langit ke tujuh, dengan penuh harap ia akan bermuara di puncak keindahan. Dimana kenikmatan tiada tara hanya dapat dirasakan disana. Syurga . . . ya. . syurga kawan.

Jasad yang berjalan dimuka bumi ini tetapi hatinya senantiasa tergantung di akhirot. Berupaya sekuat tenaga dalam urusan dunia sebagai manfaat bagi orang lain.

Kesederhanaan bukanlah suatu kehinaan.
Setiap tetes keringat yang keluar dari tubuh kita karna upaya yang sungguh-sungguh diatas jalan yang halal adalah suatu kemuliyaan.
Sungguh . .kesederhanaan lebih menenangkan.

Kawan..
Saya yakin bahwa setiap dari kita tidak ingin mengecewakan orang-orang yang kita cintai.
Orang-orang yang teramat kita cintai karna Alloh ta'ala InsyaAlloh.
Merekalah orang-orang yang membuat hidup ini penuh arti dan setiap kegiatan menjadi amat bermakna.
Saya yakin pula bahwa setiap hal dan kejadian itu mengandung makna dan Alloh ta'ala tidak akan mensia-siakan umatnya yang sungguh-sungguh berupaya serta berharap hanya kepada-Nya.

Teruntuk mereka yang amat saya cintai,
Saya mohon maaf atas jalan yang telah saya pilih, apabila jalan ini bukanlah pilihan yang kalian harapkan atau bahkan terlanjur  membuat kalian kecewa.
Mungkin kalian berharap saya berada di gedung-gedung yang tinggi menjulang dengan pakaian yang resmi dan perlente, gagah dan sarat akan kehormatan serta kewibawaan.
Tetapi inilah jalan yang saya pilih, sederhana, atau mungkin remeh bagi sebagian orang.
Saya berjanji pada kalian, ini adalah jalan yang halal dan akan saya tempuh dengan sungguh-sungguh.
Semogalah kiranya do'a kebaikan kalian senantiasa mengalir bagi diri ini.

Dengan penuh harap Alloh ta'ala mengkaruniakan rizki yang halal, baik serta penuh keberkahan senantiasa untuk menghidupi anak, istri dan keluarga kita. Dengannya pula kita berharap dapat menjaga aurot istri dan anak kita.

Aamiin.

Saturday, June 11, 2011

Mama

Bismillah . .
Hari senin 06/06/2011, saya berkesempatan duduk dirumah pagi hari, temani mama. Hari itu saya berangkat kerja siang, jam 2 siang dari rumah.
Tidak seperti biasanya saya berkesempatan temani mama pagi hari dan di hari kerja pula. Walhasil . . ibunda ku senang sekali ada anaknya yang bisa diajak ngobrol untuk berbagi cerita tentang hal apapun.

Pagi-pagi (setelah sholat shubuh) biasanya mama senang sekali masak untuk anaknya. Ciri khas yang tidak pernah hilang sampai sekarang adalah suara dapur di pagi hari. Seru dan ngangenin.
Mama paling tidak bisa lihat anak-anaknya lapar. Sepertinya dipoint ini semua mama punya naluri yang sama.

Pagi itu kami saling melepas rindu, karena saya hanya sanggup pulang kerumah orang tua paling sering satu minggu sekali. Selebihnya saya beraktifitas di pabrik karena saya adalah seorang buruh pabrik.
Mulai dari perbincangan aktifitas rumah, bercerita tentang kaka ku yang telah berkeluarga, dan sampailah pada perbincangan tentang aktifitas keseharian ku.
Pesan mama ku yang amat membekas kala itu adalah:

"Jangan tergiur dengan hal-hal yang ga bener Le, jangan pernah memakan harta RIBA"

Subhanalloh . . .
Mama ku tidak pernah menuntut apapun dari ku, cuma satu tuntutannya "Jangan lupa makan ya Le"
Itu saja seingatku, selebihnya beliau tidak pernah menuntut apapun.

Pesannya pagi itu hebat sekali, dan akan kusampaikan pada anak ku kelak. InsyaAlloh.

Dua hari berikutnya saya berkesempatan pulang kerumah lagi. Ada oleh-oleh dari tante Ning, oleh-olehnya banyak sekali.
Jam 7 pagi saya bergegas pulang mengantarkan oleh-oleh tersebut, saya tau... mama bakal sangat senang lihat anaknya pulang lagi dan bawa oleh-oleh dari tante Ning pula.
Ternyata sesampainya disana, guratan rasa gelisah tergambar diwajahnya.
Saya cium keningnya berkali-kali.. mama pun tersenyum pahit. Wajahnya khawatir.
Ternyata memang ada masalah dirumah.

Yaa Robbi. . .
Saya memang paling gelisah saat ada masalah dengan mama, bisa-bisa mendadak diam dan menangis.
Tentunya tidak di depan orang. Suasana hati itu sulit hilang, wuuufff gelisah.

Yaa Robbi . . karuniakanlah perlindungan Mu senantiasa kepada kedua orang tua ku dari segala macam keburukan.

Kawan. . kelak kita akan menjadi orang tua dari anak-anak kita, dan banyak hal yang harus kita korbankan untuk mereka. Jiwa dan raga.
Dan pertanggung jawabannya kelak pada sang Maha Kuasa.

Laa haula walaquwwata illa billah

Monday, May 30, 2011

Terimakasih


Bismillah
Segala puji hanyalah milik Alloh, yang menghamparkan bumi begitu luasnya dan meninggikan langit tanpa tiang penyangga.

Dua pekan yang lalu, saya berkesempatan untuk melaksanakan sholat jum'at berjamaah di masjid dekat rumah. Biasanya saya sholat jum'at di masjid pabrik. Tetapi jum'at kala itu saya mendapat giliran untuk masuk kerja shift dua. Artinya saya masuk dari jam 15.45 sampai 23.15 WIB.

Saya sholat jum'at di masjid raya Al-Azhar, tidak jauh dari rumah. Hanya 10 menit ditempuh dengan berjalan kaki. Saat sholat jum'at, bulan Romadhon dan saat hari raya umat islam 
(i'dul fitri dan i'dul adha) masjid ini ramai dikunjungi jama'ahnya.

Masjid ini penuh kenangan bagi saya. Kenangan saat saya belum disibukkan dengan aktifitas pabrik. Di masjid ini tempat saya berkumpul bersama saat adzan berkumandang, saat mendengarkan kajian ilmiah ahad pagi, ataupun sekedar melepas lelah bertukar pikiran dengan teman sambil menunggu panggilan sholat tiba dari sholat yang satu ke sholat yang lainnya.

Kini aktifitas itu telah berganti dengan kesibukan pabrik yang terus-menerus seolah tiada henti. Dan akhirnya setelah lebih dari satu tahun setengah. Saya hadir untuk sholat jum'at berjama'ah di masjid ini kembali. Bahagia sekali kala itu, dengan cuaca yang cerah tetapi tidak terasa terik. Angin berhembus perlahan menyapa seluruh tubuh, semakin membuat ringan langkah di siang itu.

Sesampainya di dalam masjid, seperti biasa, hal yang harus dilakukan oleh setiap muslim saat memasuki masjid ialah sholat tahiyatul masjid. Selepas menunaikan sholat tahiyatul masjid, saya hamparkan pandangan mata ini ke sekeliling ruangan, berharap melihat kawan yang telah sekian lama tidak berjumpa. Saya kangen sekali dengan kawan-kawan lama saya.

Saat pandangan mata ini  menghampiri sudut masjid, ternyata saya melihat seorang lelaki setengah baya, berjenggot tipis, mengenakan gamis putih bersih dan terbalut kain sarung, rapih sekali. Serasi dengan peci putih yang menghiasi kepalanya. Sedang menunaikan sholat sunnah.
Saya amati benar-benar, ternyata beliau memang salah satu sahabat lama saya.

Seketika tubuh saya bergemetar kawan, lemas sekali. Seolah berada dihadapan sebuah cermin besar dan ditampakkan seluruh keburukan yang pernah saya lakukan.
Sholatnya terlihat khusyu' sekali, penampilannya yang sederhana namun tetap rapih dan bersih seolah ingin bercerita bahwa dunia hanyalah persinggahan sementara, tempat orang bermegah-megahan dengan harta hingga lalai dengan kampung akhirat.
Air mata ini menghantam deras bendungan kelopak mata, tak tertahankan lagi. Saya hanya tertunduk dan malu.

Selepas sholat jum'at beliau menghampiri saya, ternyata masih ingat dengan kawan lamanya ini. Beliau menyapa saya dengan ramah dan hangat, menanyakan kabar lalu izin untuk beraktifitas kembali.
Kawan. . .bahagia saya dapat melihat mu, dan tatkala itu terjadi, sikap dan tingkahlaku diri mu mengingatkan ku akan akhirot.
Terimakasih telah mengingatkan ku. :)

Monday, May 02, 2011

Bahagia tetapi "mungkin" salah sangka

"Ajari aku untuk jadi lebih baik, jangan cari orang yang lebih baik"

Malam itu, seorang wanita muda mengatakan kalimat singkat penuh makna kepada ku kawan. Kalimat yang membuat ku malu tetapi bahagia.
Malu. . . karena aku tidaklah lebih baik darinya, sedangkan iya meminta ku untuk mengajarinya agar menjadi lebih baik. Siapalah diri ini kawan, tidak banyak hal yang ku ketahui tentang kebaikan. Kalimat itu tak henti membuat ku bergeleng kepala dan tertunduk malu. Walau awalnya terbesit rasa bahagia.
Bahagia. . . karena ia adalah seorang gadis, yang diriku berharap dapat menikahinya.

Malam itu memang begitu bahagia, karena kalimatnya membuat ku beranggapan bahwa ia memilih ku untuk mendampingi hidupnya.
Ya. .  sejujurnya aku pun tidak tau, entah apa yang sebenarnya ingin ia ungkapkan, entah benar atau salah anggapan ku itu... tetapi ku biarkan bahagia mewarnai malam itu.

Semoga Alloh ta'ala mudahkan para pemuda kaum muslimin untuk menikah, dan terlindung dari keburukan.

Saturday, April 09, 2011

Alhamdulillah

Segala puji hanyalah milik Alloh ta'ala, Robbal A'lamin yang meninggikan langit tanpa penyangga dan menghamparkan bumi yang begitu luasnya. Sungguh rasa syukur ini hanyalah pantas ku haturkan kepada Mu.
Untuk kesekian kalinya, Alloh ta'ala perkenankan kaki ini melangkah, menghadiri salah satu taman dari taman-taman syurga di dunia. Alangkah bahagia yang tiada terkira dan sulit untuk digambarkan, senang sekali. Tidak tau mengapa, saya selalu tidak bisa tahan, air mata mengalir dari sudut kelopak mata. . . perlahan dan sangat lembut.
Saya amat bahagia kawan, saya bahagia dapat duduk dengan tenang mendengarkan paparan ilmiah dari hadist nabi yang mulia. Bait demi bait nasihat yang menentramkan jiwa saya dengarkan dan saya catat dengan seksama. Dan bahasan kali ini adalah tentang keutamaan zakat.

Zakat melatih kita untuk menjadi pribadi yang berahklak mulia.

"Apabila anak adam berhasil mendapatkan emas sebesar lembah maka ia kan berambisi untuk lembah yang kedua, dan apabila sudah mendapatkan yang kedua maka ia berambisi untuk yang ketiga. Dan tidak ada yang dapat memenuhi isi perut manusia kecuali tanah" (Hr. Thirmidzi, shohih)

Hadist diatas menjelaskan bahwa setiap manusia memiliki kecintaan dan ambisi terhadap dunia. Ambisi tersebut barulah berakhir saat manusia hendak dimasukkan kedalam tanah(liang kubur).
Dengan zakatlah agama ini mengajarkan kita sebagai seorang muslim untuk berbagi dengan sesama, mengikis ambisi dan kecintaan kita terhadap dunia yang terlalu berlebihan.

Semoga Alloh ta'ala lindungi kita dari rasa terlalu cinta akan dunia.
Semoga kita menjadi orang-orang yang dermawan, selalu berupaya untuk memberi dan bukan meminta atau mengharapkan uluran tangan orang lain.

Sungguhlah tangan diatas lebih mulia dari pada tangan dibawah. Memberi. . . bukanlah dominasi orang-orang kaya saja. Ini masalah mental kawan. . . Berpeluh keringat itu lebih bersahaja dari pada tenang dengan hasil meminta.

Akhirnya, malam itu ku lalui dengan sangat indah. Lantunan bait-bait nasehat yang membekas dalam hati dan menumbuhkan rasa cinta terhadap sesama.

"Miskin harta, tidak lantas menjadikan kita miskin jiwa"
Bersyukurlah. . . dan tetap tersenyum kawan. :)

Teman baru saya "Hebat"

Malam ini, Jakarta 8 April 2011, ba'da magrib bertemu kembali dengan nya. Seorang pria muda, berusia 25 th dan berbadan tegap dengan tinggi badan + 165cm. Kami bertemu di mushola dekat rumah. Beliau teman baru saya. Sudah dua kali saya diajaknya datang ke sebuah kajian bersama. Kajian setiap jum'at malam, tepat'a ba'da magrib sampai ba'da isya. Kami memang mengikuti kajian rutin kitab arba'in annawawiyah setiap jum'at malam.

Saya dibonceng motornya malam ini menuju tempat kajian. Tidak begitu jauh dari rumah, hanya 10 menit perjalanan apabila ditempuh dengan menggunakan sepeda motor.
Sampai sekarang, saya masih terkagum-kagum dengan teman saya yang satu ini. Rasa kagum itu bermula saat kami tengah berbincang diatas sepeda motor milik'a.
Teman saya : "Mas .  . . sudah berkeluarga ?"
Saya    : "Wah belum mas, saya belum menikah, kalo nt. . . sudah menikah mas?"
Teman saya : "Alhamdulillah saya sudah menikah, sudah punya anak satu, umur 1.5 th"
Saya    : "Heu', memang umur'a berapa mas? kaya'a qt masih sepantaran?"
Teman saya : "Umur saya 25 th mas, saya menikah semenjak umur 23 th"
Sepontan saya menjawab "Waduh. . . hebat euy" umur 23 sudah berani menikah *saya geleng2 kepala.

Untuk zaman sekarang ini, bagi lelaki. . . menikah di bawah umur 25 th itu dianggap masih sangat muda, bahkan sebagian yang lain mengatakan masih belum pantas.
Dan saat beliau menikah, beliau masih dalam kondisi belum mengaji (masih awam).
Itu yang membuat saya geleng-geleng kepala. Disaat orang lain masih berfikir untuk menikmati masa mudanya dengan cara berpacaran, tetapi beliau sudah berani berkomitmen untuk menikah. MantaB !!

Saya langsung bilang pada teman saya tersebut, "Mas do'akan saya ya mas, semoga Alloh mudahkan saya untuk menikah" :D

Saya ingin menikah muda mas :D

Sunday, April 03, 2011

"Diam dan introspeksi diri, sepertinya itu lebih menenangkan dan mencegah untuk berfikiran buruk"
Tersenyum kawan :)


Sahabat

Thursday, February 03, 2011

untuk mu "Cinta"

18 January 2011, pukul 23.00. Saya masih berada di dalam ruangan 6m x 15 m, duduk di atas sebuah bangku berhadapkan meja dengan kedua tangan beserta jari-jemari yang terus menari, menapaki tombol-tombol keyboard, tepat dihadapan sebuah monitor LCD. Mengerjakan laporan bulanan. Quality meeting management tepatnya, nothing special about this report, just an ordinary report every month. It's just my assumption.

Sudah satu tahun dua bulan kurang lebih saya bekerja di perusahaan ini. Terlalu dini untuk dibilang berpengalaman, "Anak kemarin sore" dan masih terus belajar tentang apa arti sebuah dedikasi, loyalitas dan entah apa istilah-istilah lain yang sampai sekarang saya tetap bingung, mengapa istilah-istilah itu akrab sekali dengan kemunafikan.

Malam ini saya berupaya untuk tetap bertahan, bertahan untuk bekerja over time walaupun dari sisi materi yang saya dapatkan tidak seberapa. Namun bukan itu point yang ingin saya dapatkan, terlalu murah untuk sekedar rupiah.
Saya ingin merasakan sensasi work hard with heart, untuk buah hati saya kelak. Belajar menjadi seorang kepala keluarga yang pertanggung jawabannya ditagih hingga akhirat kelak. Sulit... banget.. laahaula wa laa quwwata illa billah.

Belajar banyak tentang kehidupan memang amat menyenangkan, walau belum banyak yang dapat saya lakukan saat ini. Namanya juga baru belajar, perlahan namun tetap melangkah.
Mencoba untuk menyemangati diri disetiap kondisi,
untuk mereka . . .
orang-orang yang amat saya cintai.

Monday, January 10, 2011

Gagal ???

Pukul 22.00 WIB, saat saya mulai menulis postingan kali ini. Mata saya masih benar-benar terbuka, padahal besok pagi saya harus melakukan rutinitas harian. Bangun pukul 04.00 WIB, mandi pagi, sholat shubuh, sarapan dan siap-siap berangkat ke pabrik kurang lebih pukul 05.00 WIB.
Ini rutinitas saya sebagai buruh pabrik perusahaan elektronik di Jakarta.

Ada yang menarik malam ini, saat saya membaca kembali catatan-catatan kecil yang saya miliki. Terdapat kata-kata yang membuat jari-jemari tangan saya gatal untuk menuliskannya disini. Bunyinya seperti ini :

"Kegagalan terjadi disaat kita berhenti untuk berusaha"

Catatan ini adalah hasil dari seminar komunitas pengusaha muslim yang saya ikuti beberapa bulan yang lalu di Jakarta. Menarik... amat menarik bagi saya saat membacanya. Ternyata kalau kita mau renungkan, memang tidak ada yang sia-sia dari sebuah usaha.
Mungkin kita sering mendengar kisah dari Thomas Alva Edison yang mengalami ribuan kali kegagalannya dalam percobaannya menemukan lampu pijar. Ia tidak menganggap itu sebagai kegagalan melainkan ia menganggap telah menemukan ribuan cara agar bola lampu tidak menyala.
Bravo... HeBat kawan...
Ternyata kegagalan itu tidak ada, saat kita terus berusaha dan berusaha tanpa kenal henti.

Berusahalah kawan, dengan izin Yang Maha Kuasa.. kita dapat lalui masa-masa sulit dalam hidup kita dengan penuh arti. Jangan pernah mengeluh dan teruslah tersenyum :) .
*ini semangat untuk diriku sendiri :D

Sunday, January 09, 2011

Quote

"Keuntungan hanya boleh dinikmati oleh orang yang siap menanggung kerugian"
Dr. Muhammad Arifin Bin Badri, MA

Monday, January 03, 2011

Psychometric life


Ini adalah perjalananku menuju titik alignment circle.
Kondisi yang didesign amat nyaman, 24°C dengan kelembaban 50%
Tidak dingin juga tidak panas, tidak basah dan juga tidak kering
Begitu sederhana namun begitu nyaman
Ini adalah semangatku menuju titik alignment circle
Semangat untuk menaikan dry temperature dan meningkatkan persentase kelembaban
Memang belum pantas kusematkan kata totalitas, namun aku terus beranjak dari titik saturasi
Setelah ku lalui titik dew point yang membuat ku jenuh dan mengembun
Ini adalah inspirasiku menuju titik alignment circle
Inspirasi yang memaksa untuk terus bergerak ke arah kanan atas
Bergerak perlahan namun terus berproses, menuju design kenyamanan dalam hidup

Beri kabar gembira untuk saudara kita

Sore itu menjelang magrib, saya bersantai sambil mendengarkan radio. Ini bukan bagian dari rutinitas, tetapi sore itu saatnya saya memulai libur akhir tahun. Cuaca amat cerah, hembusan angin darat secara perlahan membuat suasana menjadi semakin santai walau tanpa secangkir teh hangat dan beberapa potong gorengan pisang menemani.

Sore itu, awal yang baik untuk memulai libur akhir tahun, setelah melewati serangkaian aktivitas kerja yang melelahkan. Duduk santai sambil mendengarkan radio, yap.. mendengarkan radio dengan gelombang AM. Sangat santai namun tetap serius mendengarkannya. Bahasan kali itu memang merubah paradigma dan menambah semangat.

“Teraktir teman adalah ahklak yang mulia dan dapat menjadi amalan yang utama”
Waa… sepertinya kebanyakan dari kita senang apabila ada yang mau mentaraktir. Tetapi bahasan sore itu benar-benar merubah paradigma. Mari kita buktikan, siapa yang akan dirubah paradigmanya dan siapa yang akan dipompakan semangatnya setelah mendengarkan paparan hadist berikut ini.

Dengarlah sebuah hadits yang diriwayatkan dari Nabi shallallahu ‘Alaihi wa sallam:
“Orang yang paling dicintai oleh Alloh ‘Azza wa jalla adalah yang paling banyak memberi manfaat kepada orang lain. Amalan yang paling dicintai oleh Alloh adalah kesenangan yang diberikan kepada sesama muslim, menghilangkan kesusahannya, membayarkan hutangnya, atau menghilangkan rasa laparnya. Sungguh, aku berjalan bersama salah seorang saudaraku untuk menunaikan keperluannya lebih aku sukai daripada beri’tikaf di masjid ini (Masjid Nabawi) sebulan lamanya. Barangsiapa berjalan bersama salah seorang saudaranya dalam rangka memenuhi kebutuhannya sampai selesai, maka Alloh akan meneguhkan tapak kakinya pada hari ketika semua tapak kaki tergelincir. Sesungguhnya akhlak yang buruk akan merusak amal sebagaimana cuka yang merusak madu.” (Diriwayatkan oleh Ibnu Abid-Dunya dengan sanad hasan shohih).

Ternyata, menghilangkan rasa lapar bagi saudara kita sesama muslim adalah salah satu amalan yang paling dicintai oleh Alloh ta’ala. Dan sekarang kita lihat ganjaran pahalanya.

“…Sungguh, aku berjalan bersama salah seorang saudaraku untuk menunaikan keperluannya lebih aku sukai daripada beri’tikaf di masjid ini (Masjid Nabawi) sebulan lamanya…”
Sholat dimasjidku ini (masjid nabawi) lebih utama seribu kali lipat dari pada sholat dimasjid selainnya kecuali masjid ka’bah” (HR. Muslim, no.1396)

Maka lihatlah dan kita mulai berhitung, seberapa besar ganjaran kebaikan dari hal yang mengkin kita menganggapnya sepele.
Finally... Siapa yang mau saya teraktir??? :D
 
Powered by Blogger