Psychometric Life
Ini adalah perjalananku menuju titik alignment circle. Kondisi yang didesign amat nyaman, 24°C dengan kelembaban 50%. Tidak dingin juga tidak panas, tidak basah dan juga tidak kering. Bagitu sederhana namun begitu nyaman

"Nanti"
Al Hasan Al Bashri : "Jauhi oleh mu "nanti" karena engkau sedang berada di hari sekarang, bukan dihari esok. Jika besok masih menjelang maka jadilah seperti engkau dihari ini, dan jika besok tidak datang maka engkau tidak akan menyesali kekurangan mu dihari ini."

Rintihan Hati
Perjalanan akhirat adalah perjalanan yang teramat jauh. Tatkala perjalanan itu talah dimulai, maka tiada akan pernah kembali lagi. Perjalanan yang amat jauh... yang karena teramat jauhnya perjalanan tersebut, membuat kita tidak akan kembali lagi. Lalu mengapa diri ini tidak berupaya untuk mengumpulkan perbekalan yang banyak???

Gundah
Bersemangatlah hidup didunia ini untuk menggapai kebahagiaan akhirat. Janganlah engkau cukupkan cita - cita mu hanya di dunia.. Mulailah menapaki akhirat semenjak kita masih di alam dunia..

Saturday, December 24, 2011
Tepi sungai kapuas
Saturday, November 05, 2011
Hina
Wahai Tuhan yg Maha berdiri sendiri (tanpa memerlukan suatu apapun)
Dengan rahmat MU hamba meminta pertolongan
Perbaikilah segala keadaan dan urusan hamba
Serta janganlah Engkau biarkan hamba walaupun hanya sekejap (tanpa mendapat pertolongan dari MU)
Ya Robbi..
Dekaplah hamba dengan erat...
Janganlah engkau hinakan hamba di dunia, terlebih lagi di akhirat..
Ya Robbi.. dekaplah hamba dengan erat...
Matikanlah hamba dalam keada'an yang baik..
Ya Robbi..
Dekaplah hamba dengan erat...
Saturday, August 20, 2011
Inilah Jalan ku
Bismillah
Segala puji bagi Alloh Robbal A'lamin yang menghamparkan bumi begitu luasnya dan meninggikan langit tanpa tiang penyangga.
Dialah Alloh ta'ala yang menggenggam takdir setiap manusia, Yang sanggup membolak balikan hati dan menetapkan sesuai dengan apa yang dikehendaki-Nya.
Setiap manusia berjalan dari takdir yang satu menuju takdir yang lain. Berupaya untuk mendapatkan hal terbaik bagi kehidupan dunia dan akhirot. Senantiasa menggantungkan cita-cita setinggi-tingginya. Jauh . . hingga langit ke tujuh, dengan penuh harap ia akan bermuara di puncak keindahan. Dimana kenikmatan tiada tara hanya dapat dirasakan disana. Syurga . . . ya. . syurga kawan.
Jasad yang berjalan dimuka bumi ini tetapi hatinya senantiasa tergantung di akhirot. Berupaya sekuat tenaga dalam urusan dunia sebagai manfaat bagi orang lain.
Kesederhanaan bukanlah suatu kehinaan.
Setiap tetes keringat yang keluar dari tubuh kita karna upaya yang sungguh-sungguh diatas jalan yang halal adalah suatu kemuliyaan.
Sungguh . .kesederhanaan lebih menenangkan.
Kawan..
Saya yakin bahwa setiap dari kita tidak ingin mengecewakan orang-orang yang kita cintai.
Orang-orang yang teramat kita cintai karna Alloh ta'ala InsyaAlloh.
Merekalah orang-orang yang membuat hidup ini penuh arti dan setiap kegiatan menjadi amat bermakna.
Saya yakin pula bahwa setiap hal dan kejadian itu mengandung makna dan Alloh ta'ala tidak akan mensia-siakan umatnya yang sungguh-sungguh berupaya serta berharap hanya kepada-Nya.
Teruntuk mereka yang amat saya cintai,
Saya mohon maaf atas jalan yang telah saya pilih, apabila jalan ini bukanlah pilihan yang kalian harapkan atau bahkan terlanjur membuat kalian kecewa.
Mungkin kalian berharap saya berada di gedung-gedung yang tinggi menjulang dengan pakaian yang resmi dan perlente, gagah dan sarat akan kehormatan serta kewibawaan.
Tetapi inilah jalan yang saya pilih, sederhana, atau mungkin remeh bagi sebagian orang.
Saya berjanji pada kalian, ini adalah jalan yang halal dan akan saya tempuh dengan sungguh-sungguh.
Semogalah kiranya do'a kebaikan kalian senantiasa mengalir bagi diri ini.
Dengan penuh harap Alloh ta'ala mengkaruniakan rizki yang halal, baik serta penuh keberkahan senantiasa untuk menghidupi anak, istri dan keluarga kita. Dengannya pula kita berharap dapat menjaga aurot istri dan anak kita.
Aamiin.
Saturday, June 11, 2011
Mama
Hari senin 06/06/2011, saya berkesempatan duduk dirumah pagi hari, temani mama. Hari itu saya berangkat kerja siang, jam 2 siang dari rumah.
Tidak seperti biasanya saya berkesempatan temani mama pagi hari dan di hari kerja pula. Walhasil . . ibunda ku senang sekali ada anaknya yang bisa diajak ngobrol untuk berbagi cerita tentang hal apapun.
Pagi-pagi (setelah sholat shubuh) biasanya mama senang sekali masak untuk anaknya. Ciri khas yang tidak pernah hilang sampai sekarang adalah suara dapur di pagi hari. Seru dan ngangenin.
Mama paling tidak bisa lihat anak-anaknya lapar. Sepertinya dipoint ini semua mama punya naluri yang sama.
Pagi itu kami saling melepas rindu, karena saya hanya sanggup pulang kerumah orang tua paling sering satu minggu sekali. Selebihnya saya beraktifitas di pabrik karena saya adalah seorang buruh pabrik.
Mulai dari perbincangan aktifitas rumah, bercerita tentang kaka ku yang telah berkeluarga, dan sampailah pada perbincangan tentang aktifitas keseharian ku.
Pesan mama ku yang amat membekas kala itu adalah:
"Jangan tergiur dengan hal-hal yang ga bener Le, jangan pernah memakan harta RIBA"
Subhanalloh . . .
Mama ku tidak pernah menuntut apapun dari ku, cuma satu tuntutannya "Jangan lupa makan ya Le"
Itu saja seingatku, selebihnya beliau tidak pernah menuntut apapun.
Pesannya pagi itu hebat sekali, dan akan kusampaikan pada anak ku kelak. InsyaAlloh.
Dua hari berikutnya saya berkesempatan pulang kerumah lagi. Ada oleh-oleh dari tante Ning, oleh-olehnya banyak sekali.
Jam 7 pagi saya bergegas pulang mengantarkan oleh-oleh tersebut, saya tau... mama bakal sangat senang lihat anaknya pulang lagi dan bawa oleh-oleh dari tante Ning pula.
Ternyata sesampainya disana, guratan rasa gelisah tergambar diwajahnya.
Saya cium keningnya berkali-kali.. mama pun tersenyum pahit. Wajahnya khawatir.
Ternyata memang ada masalah dirumah.
Yaa Robbi. . .
Saya memang paling gelisah saat ada masalah dengan mama, bisa-bisa mendadak diam dan menangis.
Tentunya tidak di depan orang. Suasana hati itu sulit hilang, wuuufff gelisah.
Yaa Robbi . . karuniakanlah perlindungan Mu senantiasa kepada kedua orang tua ku dari segala macam keburukan.
Kawan. . kelak kita akan menjadi orang tua dari anak-anak kita, dan banyak hal yang harus kita korbankan untuk mereka. Jiwa dan raga.
Dan pertanggung jawabannya kelak pada sang Maha Kuasa.
Laa haula walaquwwata illa billah
Monday, May 30, 2011
Terimakasih
Masjid ini penuh kenangan bagi saya. Kenangan saat saya belum disibukkan dengan aktifitas pabrik. Di masjid ini tempat saya berkumpul bersama saat adzan berkumandang, saat mendengarkan kajian ilmiah ahad pagi, ataupun sekedar melepas lelah bertukar pikiran dengan teman sambil menunggu panggilan sholat tiba dari sholat yang satu ke sholat yang lainnya.
Monday, May 02, 2011
Bahagia tetapi "mungkin" salah sangka
Malam itu, seorang wanita muda mengatakan kalimat singkat penuh makna kepada ku kawan. Kalimat yang membuat ku malu tetapi bahagia.
Malu. . . karena aku tidaklah lebih baik darinya, sedangkan iya meminta ku untuk mengajarinya agar menjadi lebih baik. Siapalah diri ini kawan, tidak banyak hal yang ku ketahui tentang kebaikan. Kalimat itu tak henti membuat ku bergeleng kepala dan tertunduk malu. Walau awalnya terbesit rasa bahagia.
Bahagia. . . karena ia adalah seorang gadis, yang diriku berharap dapat menikahinya.
Malam itu memang begitu bahagia, karena kalimatnya membuat ku beranggapan bahwa ia memilih ku untuk mendampingi hidupnya.
Ya. . sejujurnya aku pun tidak tau, entah apa yang sebenarnya ingin ia ungkapkan, entah benar atau salah anggapan ku itu... tetapi ku biarkan bahagia mewarnai malam itu.
Semoga Alloh ta'ala mudahkan para pemuda kaum muslimin untuk menikah, dan terlindung dari keburukan.
Saturday, April 09, 2011
Alhamdulillah
Untuk kesekian kalinya, Alloh ta'ala perkenankan kaki ini melangkah, menghadiri salah satu taman dari taman-taman syurga di dunia. Alangkah bahagia yang tiada terkira dan sulit untuk digambarkan, senang sekali. Tidak tau mengapa, saya selalu tidak bisa tahan, air mata mengalir dari sudut kelopak mata. . . perlahan dan sangat lembut.
Saya amat bahagia kawan, saya bahagia dapat duduk dengan tenang mendengarkan paparan ilmiah dari hadist nabi yang mulia. Bait demi bait nasihat yang menentramkan jiwa saya dengarkan dan saya catat dengan seksama. Dan bahasan kali ini adalah tentang keutamaan zakat.
Zakat melatih kita untuk menjadi pribadi yang berahklak mulia.
"Apabila anak adam berhasil mendapatkan emas sebesar lembah maka ia kan berambisi untuk lembah yang kedua, dan apabila sudah mendapatkan yang kedua maka ia berambisi untuk yang ketiga. Dan tidak ada yang dapat memenuhi isi perut manusia kecuali tanah" (Hr. Thirmidzi, shohih)
Hadist diatas menjelaskan bahwa setiap manusia memiliki kecintaan dan ambisi terhadap dunia. Ambisi tersebut barulah berakhir saat manusia hendak dimasukkan kedalam tanah(liang kubur).
Dengan zakatlah agama ini mengajarkan kita sebagai seorang muslim untuk berbagi dengan sesama, mengikis ambisi dan kecintaan kita terhadap dunia yang terlalu berlebihan.
Semoga Alloh ta'ala lindungi kita dari rasa terlalu cinta akan dunia.
Semoga kita menjadi orang-orang yang dermawan, selalu berupaya untuk memberi dan bukan meminta atau mengharapkan uluran tangan orang lain.
Sungguhlah tangan diatas lebih mulia dari pada tangan dibawah. Memberi. . . bukanlah dominasi orang-orang kaya saja. Ini masalah mental kawan. . . Berpeluh keringat itu lebih bersahaja dari pada tenang dengan hasil meminta.
Akhirnya, malam itu ku lalui dengan sangat indah. Lantunan bait-bait nasehat yang membekas dalam hati dan menumbuhkan rasa cinta terhadap sesama.
"Miskin harta, tidak lantas menjadikan kita miskin jiwa"
Bersyukurlah. . . dan tetap tersenyum kawan. :)
Teman baru saya "Hebat"
Saya dibonceng motornya malam ini menuju tempat kajian. Tidak begitu jauh dari rumah, hanya 10 menit perjalanan apabila ditempuh dengan menggunakan sepeda motor.
Sampai sekarang, saya masih terkagum-kagum dengan teman saya yang satu ini. Rasa kagum itu bermula saat kami tengah berbincang diatas sepeda motor milik'a.
Teman saya : "Mas . . . sudah berkeluarga ?"
Saya : "Wah belum mas, saya belum menikah, kalo nt. . . sudah menikah mas?"
Teman saya : "Alhamdulillah saya sudah menikah, sudah punya anak satu, umur 1.5 th"
Saya : "Heu', memang umur'a berapa mas? kaya'a qt masih sepantaran?"
Teman saya : "Umur saya 25 th mas, saya menikah semenjak umur 23 th"
Sepontan saya menjawab "Waduh. . . hebat euy" umur 23 sudah berani menikah *saya geleng2 kepala.
Untuk zaman sekarang ini, bagi lelaki. . . menikah di bawah umur 25 th itu dianggap masih sangat muda, bahkan sebagian yang lain mengatakan masih belum pantas.
Dan saat beliau menikah, beliau masih dalam kondisi belum mengaji (masih awam).
Itu yang membuat saya geleng-geleng kepala. Disaat orang lain masih berfikir untuk menikmati masa mudanya dengan cara berpacaran, tetapi beliau sudah berani berkomitmen untuk menikah. MantaB !!
Saya langsung bilang pada teman saya tersebut, "Mas do'akan saya ya mas, semoga Alloh mudahkan saya untuk menikah" :D
Saya ingin menikah muda mas :D
Sunday, April 03, 2011
Thursday, February 03, 2011
untuk mu "Cinta"
Sudah satu tahun dua bulan kurang lebih saya bekerja di perusahaan ini. Terlalu dini untuk dibilang berpengalaman, "Anak kemarin sore" dan masih terus belajar tentang apa arti sebuah dedikasi, loyalitas dan entah apa istilah-istilah lain yang sampai sekarang saya tetap bingung, mengapa istilah-istilah itu akrab sekali dengan kemunafikan.
Malam ini saya berupaya untuk tetap bertahan, bertahan untuk bekerja over time walaupun dari sisi materi yang saya dapatkan tidak seberapa. Namun bukan itu point yang ingin saya dapatkan, terlalu murah untuk sekedar rupiah.
Saya ingin merasakan sensasi work hard with heart, untuk buah hati saya kelak. Belajar menjadi seorang kepala keluarga yang pertanggung jawabannya ditagih hingga akhirat kelak. Sulit... banget.. laahaula wa laa quwwata illa billah.
Belajar banyak tentang kehidupan memang amat menyenangkan, walau belum banyak yang dapat saya lakukan saat ini. Namanya juga baru belajar, perlahan namun tetap melangkah.
Mencoba untuk menyemangati diri disetiap kondisi,
untuk mereka . . .
orang-orang yang amat saya cintai.
Monday, January 10, 2011
Gagal ???
Ini rutinitas saya sebagai buruh pabrik perusahaan elektronik di Jakarta.
Ada yang menarik malam ini, saat saya membaca kembali catatan-catatan kecil yang saya miliki. Terdapat kata-kata yang membuat jari-jemari tangan saya gatal untuk menuliskannya disini. Bunyinya seperti ini :
"Kegagalan terjadi disaat kita berhenti untuk berusaha"
Catatan ini adalah hasil dari seminar komunitas pengusaha muslim yang saya ikuti beberapa bulan yang lalu di Jakarta. Menarik... amat menarik bagi saya saat membacanya. Ternyata kalau kita mau renungkan, memang tidak ada yang sia-sia dari sebuah usaha.
Mungkin kita sering mendengar kisah dari Thomas Alva Edison yang mengalami ribuan kali kegagalannya dalam percobaannya menemukan lampu pijar. Ia tidak menganggap itu sebagai kegagalan melainkan ia menganggap telah menemukan ribuan cara agar bola lampu tidak menyala.
Bravo... HeBat kawan...
Ternyata kegagalan itu tidak ada, saat kita terus berusaha dan berusaha tanpa kenal henti.
Berusahalah kawan, dengan izin Yang Maha Kuasa.. kita dapat lalui masa-masa sulit dalam hidup kita dengan penuh arti. Jangan pernah mengeluh dan teruslah tersenyum :) .
*ini semangat untuk diriku sendiri :D
Sunday, January 09, 2011
Quote
Dr. Muhammad Arifin Bin Badri, MA
Monday, January 03, 2011
Psychometric life

Beri kabar gembira untuk saudara kita
Sore itu, awal yang baik untuk memulai libur akhir tahun, setelah melewati serangkaian aktivitas kerja yang melelahkan. Duduk santai sambil mendengarkan radio, yap.. mendengarkan radio dengan gelombang AM. Sangat santai namun tetap serius mendengarkannya. Bahasan kali itu memang merubah paradigma dan menambah semangat.
“Teraktir teman adalah ahklak yang mulia dan dapat menjadi amalan yang utama”
Dengarlah sebuah hadits yang diriwayatkan dari Nabi shallallahu ‘Alaihi wa sallam:
Ternyata, menghilangkan rasa lapar bagi saudara kita sesama muslim adalah salah satu amalan yang paling dicintai oleh Alloh ta’ala. Dan sekarang kita lihat ganjaran pahalanya.
“…Sungguh, aku berjalan bersama salah seorang saudaraku untuk menunaikan keperluannya lebih aku sukai daripada beri’tikaf di masjid ini (Masjid Nabawi) sebulan lamanya…”
Maka lihatlah dan kita mulai berhitung, seberapa besar ganjaran kebaikan dari hal yang mengkin kita menganggapnya sepele.