Bismillah..
Segala puji bagi Alloh ta'ala Penguasa alam semesta yang dengannya manusia menggantungkan seluruh hidupnya serta memohon perlindungan senantiasa dari berbagai keburukan.
Manusia tidak pernah tau apa yang akan terjadi dalam hidupnya.
Jakarta, 06 Desember 2011 pukul 13:15 WIB saya berangkat menuju sebuah propinsi yang belum pernah saya kunjungi sama sekali sebelumnya, Kalimantan Barat.
Surat tugaslah yang mengharuskan saya datang menuju sebuah desa di Kalimantan Barat, salah satu desa yang berada di tepi sungai Kapuas,yang bernama Sanggau. Benar-benar diluar dugaan, takdir yang Alloh tetapkan kini membawa saya untuk bekerja setiap hari dihadapan 5 unit mesin pembangkit listrik bertenaga diesel dengan kekuatan 800 Hourse Power. Jangankan ahli...mengertipun tidak tentang mesin ini, tetapi tugas yang saya emban saat ini mengharuskan saya untuk menjaga mesin ini untuk tetap beroperasi dengan baik 24 jam.
Bekerja disebuah ruangan yang berada tepat di sisi jajaran 5 unit pembangkit dengan tingkat kebisingan mencapai 88 DB, jauh dari kata nyaman. Terlebih lagi saat ada masalah dengan mesin pembangkit. Tetapi ini lah tugas yang harus saya emban saat ini. Setiap muslim harus mengimani takdir baik maupun takdir buruk yang ia jalani, dan sungguh bahwa Alloh ta'ala tidak akan pernah berbuat dzolim.
Tiga minggu sudah saya berada di desa ini, tentunya dengan banyak hal baru yang saya alami. Mulai dari tempat dan kondisi warga sekitar yang saya sama sekali tidak ketahui tentang budaya dan adat istiadatnya, lalu 5 orang operator yang harus saya kontrol beserta unit pembangkitnya setiap hari, sampai dengan masalah administrasi dan birokrasi dengan badan-badan terkait dari dinas pemerintahan yang lagi-lagi saya awam dalam hal ini.
Tidak mungkin pula saya berkata "Saya orang baru pak" apalagi sampai berbicara "Saya tidak mengetahui apa-apa tentang hal itu pak". Sebab itu berarti menjatuhkan nama baik perusahaan tempat saya bernaung di dalamnya, walau jujur ada rasa kesal di hati atas kebijakan perusahaan yang menugaskan saya untuk berada di posisi ini.
Tetapi nasi kini telah menjadi bubur dan layarpun telah terkembang, maka pantang untuk kembali ketepian.
Bismillah.. semogga Alloh ta'ala mudahkan saya untuk menuntaskan tugas ini.
Sujud syukur ku kepadamu Ya Robbi atas penjagaan dan segala nikmat yang Engkau karuniakan kapada ku hingga saat ini.
Dekapan hangat serta kecupan dikening senantiasa teruntuk dirimu duhai bunda ku.
Ku mohon janganlah engkau adukan duka mu atas diri ku kelangit duhai bunda ku, sebab itu berarti kecelakaan untuk diri ku. Semoga diri ini penuh manfaat untuk diri mu.
Bunda.. semoga anak mu ini sanggup berdiri dengan kakinya sendiri.
Syukurku padamu duhai bunda ku...