Monday, May 30, 2011

Terimakasih


Bismillah
Segala puji hanyalah milik Alloh, yang menghamparkan bumi begitu luasnya dan meninggikan langit tanpa tiang penyangga.

Dua pekan yang lalu, saya berkesempatan untuk melaksanakan sholat jum'at berjamaah di masjid dekat rumah. Biasanya saya sholat jum'at di masjid pabrik. Tetapi jum'at kala itu saya mendapat giliran untuk masuk kerja shift dua. Artinya saya masuk dari jam 15.45 sampai 23.15 WIB.

Saya sholat jum'at di masjid raya Al-Azhar, tidak jauh dari rumah. Hanya 10 menit ditempuh dengan berjalan kaki. Saat sholat jum'at, bulan Romadhon dan saat hari raya umat islam 
(i'dul fitri dan i'dul adha) masjid ini ramai dikunjungi jama'ahnya.

Masjid ini penuh kenangan bagi saya. Kenangan saat saya belum disibukkan dengan aktifitas pabrik. Di masjid ini tempat saya berkumpul bersama saat adzan berkumandang, saat mendengarkan kajian ilmiah ahad pagi, ataupun sekedar melepas lelah bertukar pikiran dengan teman sambil menunggu panggilan sholat tiba dari sholat yang satu ke sholat yang lainnya.

Kini aktifitas itu telah berganti dengan kesibukan pabrik yang terus-menerus seolah tiada henti. Dan akhirnya setelah lebih dari satu tahun setengah. Saya hadir untuk sholat jum'at berjama'ah di masjid ini kembali. Bahagia sekali kala itu, dengan cuaca yang cerah tetapi tidak terasa terik. Angin berhembus perlahan menyapa seluruh tubuh, semakin membuat ringan langkah di siang itu.

Sesampainya di dalam masjid, seperti biasa, hal yang harus dilakukan oleh setiap muslim saat memasuki masjid ialah sholat tahiyatul masjid. Selepas menunaikan sholat tahiyatul masjid, saya hamparkan pandangan mata ini ke sekeliling ruangan, berharap melihat kawan yang telah sekian lama tidak berjumpa. Saya kangen sekali dengan kawan-kawan lama saya.

Saat pandangan mata ini  menghampiri sudut masjid, ternyata saya melihat seorang lelaki setengah baya, berjenggot tipis, mengenakan gamis putih bersih dan terbalut kain sarung, rapih sekali. Serasi dengan peci putih yang menghiasi kepalanya. Sedang menunaikan sholat sunnah.
Saya amati benar-benar, ternyata beliau memang salah satu sahabat lama saya.

Seketika tubuh saya bergemetar kawan, lemas sekali. Seolah berada dihadapan sebuah cermin besar dan ditampakkan seluruh keburukan yang pernah saya lakukan.
Sholatnya terlihat khusyu' sekali, penampilannya yang sederhana namun tetap rapih dan bersih seolah ingin bercerita bahwa dunia hanyalah persinggahan sementara, tempat orang bermegah-megahan dengan harta hingga lalai dengan kampung akhirat.
Air mata ini menghantam deras bendungan kelopak mata, tak tertahankan lagi. Saya hanya tertunduk dan malu.

Selepas sholat jum'at beliau menghampiri saya, ternyata masih ingat dengan kawan lamanya ini. Beliau menyapa saya dengan ramah dan hangat, menanyakan kabar lalu izin untuk beraktifitas kembali.
Kawan. . .bahagia saya dapat melihat mu, dan tatkala itu terjadi, sikap dan tingkahlaku diri mu mengingatkan ku akan akhirot.
Terimakasih telah mengingatkan ku. :)
 
Powered by Blogger